Pages

Subscribe

Tricky Offside


Anda mungkin sering menyaksikan permainan Barcelona, klub asuhan Pep Guardiola saat ini. Terlihat alur permainan bola dar kaki ke kaki sangat baik, mengandalkan dua attacker winger dan satu hitman di depan.

Barcelona adalah klub yang tidak di inginkan untuk dihadapi jika menghadapi sebuah pertandingan.

Apakah sedemikian menakutkannya kah Barcelona ?. Sebenarnya tidak. Klub ini sebenarnya sangat rentan dan rapuh dari segi permainan.

Permainan bola kaki ke kaki sebenarnya karena instruksi agar bola tidak berlama lama berada di satu kaki dan bola lebih banyak dikuasai. Meski menuntut skill baik untuk penguasaan bola, namun ini bukan sesuatu yang luar biasa. Dan juga untuk lini tengah Barca yang dihuni breaker semisal Toure Yaya, Seydou Keita atau Sergio Busquet dan bahkan Rafa Marquez, akan selalu menghentikan upaya pertama lawan dalam membangun serangan biasanya dengan melakukan pelanggaran. Biasanya hal ini akan berbuah freekick biasa, namun dengan sedikit akting ekspresi kesakitan serta cara jatuh yang hebat, jika beruntung gelandang ini akan dihadiahi kartu kuning hingga mungkin saja kartu merah.

Jika klub opponent memiliki seorang pemain dengan naluri radar, yang mampu memperkirakan alur bola dan mampu memotong umpan, strategi ini jelas tidak berfungsi.

Untuk winger, bisa dilakukan dengan zonal marking oleh 2 bek tengah untuk menghentikan tembakan langsung dari tengah serta marking ketat bergantian oleh bek sayap dan 2 jangkar tengah.

Satu lagi, strategi Barca ( baca Barsya ) yaitu Tricky offside. Yaitu membiarkan satu atau dua pemain sendiri offside sebagai pemancing kelengahan bek lawan. Sementara pemain lain akan menggiring sendiri bola, beradu sprint dengan bek lawan, atau tik-tak satu dua sebelum garis offside. Taktik ini memang sangat ampuh. Butuh konsentrasi tinggi dan bek hebat untuk mengantisipasi karena lengah sedetik saja akan dihukum dengan gol.


1 comments:

cpu said...

petromaxx sob....

Post a Comment